Rabu, 19 Oktober 2011

✶Hubungan Kebudayaan dengan Kekuasaan✶


 Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan semua kemampuan lain dan kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya merupakan bagian integral dari setiap masyarakat. Sedangkan kekuasaan merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki. Basis kekuasaan pemimpin dapat berasal dari berbagai sumber, secara teoritis dapat dikatakan bahwa basis keuangan pemimpin dapat berasal dari kekuasaan antar pribadi.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Lewat proses interaksi antara manusia satu dengan yang lain tercipta bahasa, tatanan sosial, tradisi, norma-norma, dan sebagainya. kelompok tertentu dalam sebuah komunitas sosial menciptakan strata yang membedakan seseorang atau kelompok tertentu dengan yang lain. Berangkat dari sinilah lahir sistem kekuasaan (politik). Dengan demikian, kekuasaan itu sendiri merupakan produk budaya. Setiap bangsa memiliki sistem kekuasaan sendiri. Tetapi, sejarah merupakan proses dialogis yang melibatkan manusia dengan realitas kehidupan yang kompleks dan dinamis.
Proses dialogis inilah yang senantiasa menopang stamina kebudayaan suatu bangsa. Daya hidup atau stamina kebudayaan senantiasa bergerak secara dinamis seiring dengan kodrat alam. Dalam konteks sosial, khususnya berkaitan dengan sistem politik dan kekuasaan, ketika kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi sudah diabaikan, maka daya hidup ini menjelma menjadi semangat "individualisme" dan "absolutisme. " Manusia merasa sudah cukup dengan dirinya sendiri, tidak butuh orang lain. Kekuasaannya hanya untuk dirinya sendiri dan cenderung mengabaikan kepentingan orang lain. Secara politik, stamina kebudayaan yang kian menurun cenderung berseberangan dengan konsep demokrasi. Ketika kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi dengan orang lain kian menurun, lahirlah individualisme dan absolutisme. Kekuasaan kemudian terpusat kepada satu tokoh atau kelompok tertentu sehingga orang lain terabaikan. Kristalisasi kekuasaan kemudian menciptakan absolutisme. Dengan demikian, ketika stamina kebudayaan kian menurun, maka sebuah bangsa sedang meninggalkan nilai-nilai demokratis.
Dalam konteks budaya, stamina kebudayaan yang menurun berseberangan dengan tata keseimbangan hukum alam. Sejarah tidak menjadi dinamis dan kebudayaan tidak tumbuh dan berkembang. Dengan menguatnya semangat individualisme dan absolutisme, kekuasaan rezim semakin kuat. Setiap rezim selalu merepresentasikan kebudayaan tertentu. Sebab, antara kebudayaan dengan kekuasaan memiliki hubungan strategis yang saling menguntungkan. Edward Said banyak mengkaji pola hubungan ini. Sistem politik memiliki kaitan erat dengan budaya yang dimiliki oleh bangsa tersebut (Shella Walia, 2003).


Sumber :
http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/03/myposting_10874.html
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar